Newest Post

PAKAIAN ADAT RIAU

| Kamis, 30 April 2015
Baca selengkapnya »









Kekayaan bangsa Indonesia terletak pada keanekaragaman budaya dan tradisi di setiap daerah, salah satunya adalah keberadaan pakaian. Pakaian adat tidak hanya digunakan sebagai kain penutup tubuh saja, namun pakaian adat juga dianggap memiliki jejak sejarah, pemikiran, dan juga keyakinan yang melambangkan hukum norma dan norma adat yang berlaku serta mencerminkan karakter suatu kelompok sosial tertentu. Di tanah air sendiri setiap daerah memiliki pakaian khasnya masing-masing, tidak terkecuali dalam adat Riau. Berdasarkan fungsinya keberadaan pakaian adat Riau dapat dibedakan menjadi pakaian keseharian, pakaian resmi (formal), pakaian upacara adat, pakaian upacara pernikahan, dan pakaian upacara keagamaan.


1.Pakaian Keseharian

Pakaian keseharian merupakan pakaian yang dikenakan pada saat melaksanakan kegiatan sehari-hari, baik untuk bermain, berladang, melaut, maupun untuk kegiatan di rumah. Berdasarkan jenjang usia pemakainya, pakaian keseharian yang digunakan dalam adat riau dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan, yaitu pakaian anak, pakaian dewasa dan pakaian orang tua. Pakaian untuk anak pria yang masih kecil biasa disebut dengan baju monyet. Setelah beranjak besar, anak pria mulai mengenakan baju teluk belanga atau (baju cekak musang). Sementara pakaian untuk anak wanita yang belum dewasa umumnya berupa baju kurung dengan bermotif bunga-bunga satu corak.


Bagi pria yang sudah dewasa pakaian yang dikenakan berupa baju kurung cekak musang atau teluk belanga tulang belut, yang dilengkapi dengan sesamping berupa sarung perekat dan kopiah atau ikat kepala. Sedangkan pakaian yang dikenakan untuk wanita berupa baju kurung labuh, baju kebaya pendek, dan baju kurung tulang belut. Dalam adat Riau pakaian yang digunakan oleh pria setengah baya disebut dengan nama baju kurung tulang belut sementara untuk wanita setengah baya adalah baju Kurung Teluk Belanga, Kebaya Laboh, dan Baju Kebaya Pendek yang biasa dipakai untuk ke ladang maupun untuk di rumah.



2.Pakaian Resmi (Formal)
Pakaian resmi adalah baju yang digunakan pada acara pertemuan yang diadakan pihak kerajaan. Pakaian resmi yang dikenakan bagi pria dalam adat Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang yang terbuat dari kain sutra, kain satin, atau kain berkualitas tinggi yang dilengkapi dengan kopiah dan kain samping yang terbuat dari bahan pilihan seperti kain songket dan tenun. Sedangkan pakaian resmi untuk wanita dewasa dalam adat riau adalah Kebaya Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang yang terbuat dari kain songket atau kain pilihan lainnya, seperti Tenun Siak, Tenun Indragiri, dan Tenun Trengganu.



3.Pakaian Upacara Adat

Pada zaman dahulu pakaian adat riau hanya dipakai oleh kerajaan dikawasan Bumi Melayu, untuk upacara penyambutan tamu, upacara penobatan raja, upacara pelantikan mentri, orang besar kerajaan dan datuk-datuk, upacara menjunjung duli, upacara penerimaan anugerah serta penerimaan persembahan dari rakyat dan negeri sahabat. Tata cara berpakaian dalam adat riau dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu pakaian dalam acara pernikahan, pakaian upacara adat, pakaian melayu sebagai mempelai pengantin, pakaian ulama dan upacara keagamaan.



4.Pakaian Upacara Pernikahan

Pakaian adat yang digunakan oleh pria Riau dalam upacara pernikahan adalah baju kurung cekak musang atau baju kurung teluk belanga yang dilengkapi dengan kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, destar berbentuk mahkota, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebela kiri. Pakaian pengantin yang dikenakan oleh pria Melayu Kepulauan atau Pesisir serta orang Melayu Daratan tidaklah berbeda, kecuali untuk daerah Lima Koto Kampar baju pengantinnya berbentuk baju terusan panjang hingga kebawah menutup mata kaki yang lazimnya dikenal dengan nama jubah. Sementara Pakaian yang dikenakan oleh pengantin perempuan memiliki variasi yang beragam tergantung pada kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengantin perempuan dalam upacara Malam Berinai memakai Baju Kurung Teluk Belanga. Sedangkan pada upacara Barandam memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Lain halnya pada upacara Barandam, busana yang dikenakan pengantin wanita berupa Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Bagian kepala disusun berbentuk sanggul dan dihiasi dengan bunga-bunga hidup seperti cempaka, bunga melur dan bunga tanjung.


5.Pakaian Upacara Keagamaan
Dalam upacara keagamaan adat Riau pakaian yang dikenakan oleh pria tua dan muda adalah pakaian berbentuk cekak musang atau baju kurung teluk belanga, pakai songkok, kain samping dari kain pelekat atau kain tenunan. Sistem pemakaian baju dalam adat Riau ini ada dua macam, yaitu baju dagang dalam dan baju dagang luar.

Sampai saat ini masyarakat Riau masih sering mengenakan pakaian adat dalam berbagai upacara adat atau perayaan tertentu. Semoga bermanfaat.

PAKAIAN ADAT RIAU

Posted by : nugraha labib mujadid
Date :Kamis, 30 April 2015
With 0komentar

SENJATA TRADISONAL RIAU

|
Baca selengkapnya »

Senjata tradisional merupakan produk budaya yang lekat hubungannya dengan suatu masyarakat. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, senjata tradisional juga digunakan dalam kegiatan berladang dan berburu. Lebih dari fungsinya, senjata tradisional kini menjadi identitas suatu bangsa yang turut memperkaya khazanah kebudayaan nusantara. 

Sebagai cipta seni yang bernilai tinggi, senjata tradisional menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan. Menurut sejarawan Nina Wonsela, sangat penting untuk menyelamatkan serta melestarikan senjata tradisional. Jika tidak, generasi akan datang tidak akan mengenal lagi secara lengkap tentang senjata tradisional nenek moyang mereka.
idak diketahui kapan pastinya awal mula Badik Tumbuk Lado digunakan sebagai senjata oleh orang Melayu. Akan tetapi, sejak dulu orang Melayu terutama masyarakat Melayu kepulauan Riau menggunakan Badik Tumbuk Lado untuk berburu dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Selain itu, Badik Tumbuk Lado juga mempunyai fungsi estetis yakni badik biasanya digunakan sebagai pelengkap baju adat pria Melayu terutama saat pesta pernikahan. Bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap baju adat saja, badik tumbuk lado juga menyimbolkan keperkasaan dan kegagahan seorang pria. Sebetulnya, filosofi Badik Tumbuk Lado tidak jauh berbeda dengan keris jika keris seringkali disebutkan sebagai symbol pemersatu bangsa Melayu. Badik pun begitu, karena pada hakikatnya senjata dibuat sebagai alat yang memudahkan manusia juga sebagai lambang keberanian bukan sebagai simbol permusuhan.

Sampai saat ini Badik Tumbuk Lado masih digunakan oleh masyarakat kepulauan Riau untuk melakukan kerja produksi seperti bercocok tanam atau berburu. Beberapa adat setempat juga masih mempertahankan badik sebagai pelengkap busana adat pria. Hanya saja, saat ini badik sudah tidak lagi sebagai senjata tajam yang berfungsi dalam perkelahian. Kini, masyarakat melayu sudah memfungsikan Badik untuk fungsi-fungsi lain. Selain karena sekarang sudah banyak senjata yang lebih modern, Badik Tumbuk Lado juga dianggap sudah tidak praktis lagi menjadi barang bawaan.


1.Keris


Keris di mata orang Melayu di Riau, sebagai salah satu senjata adat. Bahkan senjata yang dinilai untuk penusuk jarak pendek itu dikenal dan dipakai sebagian masyarakat di Asia Tenggara. Sebagai senjata menusuk, keris bagi sipemakai atau pemiliknya juga akan dimuliakan maupun dihormati sebagiaan masyarakat yang melihatnya. 

1.Pedang Jenawi

Biasanya, pedang ini digunakan oleh panglima perang. Panjang pedang ini bisa mencapai satu meter dan di ujung pegangannya ada tonjolan kecil.

2.Kelewang

Kelewang Cundrik 
Sejenis pedang yang digunakan oleh prajurit.

3.Beladau 

Beladau
Belati dari Indonesia. Pisau ini umumnya dikenal di daerah Sumatera dari Riau sampai Mentawai. Senjata ini merupakan senjata tikam dan senjata sayat. Panjang pisau ini biasanya sekitar 24cm.
Beladau memiliki bermata pisau tunggal atau bermata dua, bentuk pisau melengkung. Pisau dari gagang ke ujung semakin runcing dan melengkung ke suatu titik. Pisau memiliki punggung pusat. Tepi pemotongan adalah pada sisi cekung dari pisau. Gagang baladau ini terbuat dari kayu dan mengkilap, dengan ujung yang berbentuk menonjol seperti kacang. Para selubung biasanya terbuat dari kayu dan berbentuk oval di bagian lintas tengah

SENJATA TRADISONAL RIAU

Posted by : nugraha labib mujadid
Date :
With 0komentar

RUMAH ADAT RIAU

|
Baca selengkapnya »
Dalam masyarakat Melayu tradisional, rumah merupakan bangunan utuh yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, tempat berlindung bagi siapa saja yang memerlukan. Oleh sebab itu, rumah Melayu tradisional umumya berukuran besar, biasanya bertiang enam, tiang enam berserambi dan tiang dua belas atau rumah serambi. Dari beberapa bentuk rumah, semuanya hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya identik, kecuali rumah lontik yang mendapat pengaruh Minang.

Selain berukuran besar, rumah Melayu juga selalu berbentuk panggung atau rumah berkolong, dengan menghadap ke arah matahari terbit. Secara umum, jenis rumah Melayu meliputi rumah kediaman, rumah balai, rumah ibadah dan rumah penyimpanan. Penamaan itu disesuikan dengan fungsi dari setiap bangunan.

Nama rumah ini juga terkadang diberikan berdasarkan bentuk dan variasi atapnya, misalnya: disebut rumah Lipat Pandan karena atapnya curam; rumah Lipat Kajang karena atapnya agak mendatar; rumah Atap Layar atau Ampar Labu karena bagian bawah atapnya ditambah dengan atap lain; rumah Perabung Panjang karena Perabung atapnya sejajar dengan jalan raya; dan rumah Perabung Melintang karena Perabungnya tidak sejajar dengan jalan.

Corak Ornamen


Corak Ornamen Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud asalnya, tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang, semut beriring, dan lebah bergantung.

Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus kepada hal-hal yang berbau “keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau kepercayaan tempatan. Corak semut dipakai walau tidak dalam bentuk sesungguhnya, disebut semut beriringkarena sifat semut yang rukun dan tolong-menolong.

Itik pulang petang

Begitu pula dengan corak lebah, disebut lebah bergantung, karena sifat lebah yang selalu memakan yang bersih, kemudian mengeluarkannya untuk dimanfaatkan orang ramai (madu). Corak naga berkaitan dengan mitos tentang keperkasaan naga sebagai penguasa lautan dan sebagainya. Selain itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, dan awan dijadikan corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula.

Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik(Belah ketupat), lingkaran, kubus, segi, dan lain-lain. Di samping itu, ada juga corak kaligrafi yang diambil dari kitab Alquran. Pengembangan corak-corak dasar itu, di satu sisi memperkaya bentuk hiasan. Di sisi lain, pengembangan itu juga memperkaya nilai falsafah yang terkandung di dalamnya.

Ragam Ornamen

Bangunan Balai Adat Melayu Riau pada umumnya diberi ragam hiasan, mulai dari pintu, jendelah, vetilasi sampai kepuncak atap bangunan, ragam hias disesuaikan dengan makna dari setiap ukiran.

Selembayung

Selembayung disebut juga “selo bayung“ dan “tanduk buang” adalah hiasan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan pada bangunan balai adat melayu ini setiap pertemuan sudut atap di beri selembayung yang terbuat dari ukiran kayu.


Hiasan pada pintu dan jendelah
Hiasan pada bagian atas pintu dan jendelah yang disebut”lambai-lambai”,melambangkan sikap ramah tamah. Hiasan “Klik-klik” disebut kisi-kisi dan jerajak pada jendelah dan pagar.
Secara umum ada 5 (lima) jenis rumah adat Melayu Riau yaitu:

1. Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
2. Rumah Melayu Atap Limas Potong
3. Rumah Melayu Atap Belah Bubung
4. Rumah Melayu Atap Lipat Kajang
5. Rumah Melayu Atap Lontik

1. Balai Salaso Jatuh (Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar)

Balai salaso jatuh disebut juga rumah adat Selaso Jatuh Kembar merupakan bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain Balairung Sari, Balai Pengobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tinggal beberapa rumah saja, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangkut keagamaan dilakukan di masjid.

Ciri - ciri Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.

Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah Melayu Atap Limas Potong 

Limas Potong adalah salah satu bentuk rumah tradisional masyarakat melayu Riau Kepulauan. Rumah Limas Potong berbentuk rumah panggung, sebagaimana rumah tradisional di Sumatra pada umumnya. Tingginya sekitar 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Dinding rumah terbuat dari susunan papan warna coklat, sementara atapnya berupa seng warna merah. Kusen pintu, jendela serta pilar anjungan depan rumah dicat minyak warna putih.

Jenis rumah adat melayu yang lain adalah rumah tradisional Belah Bubung. Kalau di Riau daratan, rumah tradisionalnya ada Rumah Lontik, dan Rumah Salaso Jatuh Kembar.

3. Rumah Melayu Atap Belah Bubung


Rumah Melayu Atap Bubung 
Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah. Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu berupa rumah Kelenting dan Limas.

Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya, semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya. Namun demikian, kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak. Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai lima. Adapun uratannya adalah: ular berenang, meniti riak, riak meniti kumbang berteduh, habis utang berganti utang, dan hutang lima belum berimbuh. Ukuran yang paling baik adalah jika tepat pada hitungan riak meniti kumbang berteduh.

4. Rumah Melayu Atap Lipat Kajang

Rumah Melayu Atap Lipat Kajang 
Bangunan rumah melayu Lipat Kajang, yang diambil sesuai dengan bentuk atap bangunan. Bangunan ini juga sulit ditemui di perkampungan sebagai tempat tinggal warga. Hanya terlihat pada bangunan perkantoran yang baru dibangun oleh pemerintah dengan konsep bangunan arsitektur modern. Jensi bangunan rumah adat melayu ini dpat dilihat pada rumah godang suku di Kenegerian Sentajo, di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, yang hingga kini masih terpelihara. Padahal usia bangunan ini sudah mencapai 2,5 abad. 

5. Rumah Melayu Atap Lontik atau Lancang (Kampar)


Rumah Melayu Atap Lontik 
Rumah Lancang atau Pencalang merupakan nama salah satu Rumah tradisional masyarakat Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Selain nama Rumah Lancang atau Pencalang, Rumah ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Lontik. Disebut Lancang atau Pencalang karena bentuk hiasan kaki dinding depannya mirip perahu, bentuk dinding Rumah yang miring keluar seperti miringnya dinding perahu layar mereka, dan jika dilihat dari jauh bentuk Rumah tersebut seperti Rumah-Rumah perahu (magon) yang biasa dibuat penduduk. Sedangkan nama Lontik dipakai karena bentuk perabung (bubungan) atapnya melentik ke atas, yang melambangkan bahwa pada awal dan akhir hidup manusia akan kembali kepada penciptanya.

Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini bentuk, ciri atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau. Sedangkan dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perahu atau lancang. Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan dan sesama. Rumah adat lontik diperkirakan dapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau karena kabanyakan terdapat di daerah yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Tangga rumah biasanya ganjil.

Rumah Lontiok berfungsi sebagai rumah adat dan rumah tempat tinggal. Dibangun dalam satu prosesi panjang yang melibatkan masyarakat luas serta upacara.

RUMAH ADAT RIAU

Posted by : nugraha labib mujadid
Date :
With 0komentar

MASAKAN KHAS RIAU

|
Baca selengkapnya »


1.ASEM PEDAS IKAN PATIN

Sebagai ibukota dari provinsi Riau, Pekanbaru merupakan kota yang mendapatkan julukan sebagai “Kota Bertuah” tersebut, memang menyimpan banyak sekali objek-objek wisata khas suku Melayu yang wajib untuk anda kunjungi.

Mulai dari berbagai objek wisata alam, yang menawarkan keindahan alami serta mampu memberikan kesejukan, atau berbagai lokasi rekreasi lainnya yang banyak sekali memberikan suasana penuh dengan keceriaan. Semua objek wisata yang terdapat dikota tersebut pastinya mampu memanjakan mata anda. Selain itu, berbagai keunikan serta keindahan kebudayaan suku Melayu, menjadi salah satu sajian wisata utama yang dapat anda nikmati dikota ini. Kota diprovinsi Riau tersebut, dapat dikatakan sebagai pusat referensi kebudayaan Melayu yang terdapat di Indonesia.
Nah, banyak sekali kegiatan yang dapat kita lakukan guna menikmati berbagai kebudayaan tersebut, diantaranya yakni dengan menikmati berbagai sajian kuliner khas masyarakat suku Melayu yang pastinya mampu memanjakan lidah anda.
Masyarakat dikota Pekanbaru, dapat juga dikatakan sebagai masyarakat yang heterogen.
Selain didominasi oleh mayoritas suku Melayu, anda juga akan menemukan berbagai suku lainnya yang bermukim dikota tersebut. Nah, begitu juga dengan berbagai sajian kuliner dikota ini, sejatinya anda dapat menikmati banyak sekali jenis sajian kuliner khas dikota Pekanbaru dan pastinya mampu membuat lidah anda bergoyang.
Terdapat banyak sekali tempat-tempat yang tersebar disegala sudut pada pusat kota Pekanbaru, dan pastinya wajib untuk anda kunjungi guna menikmati berbagai sajian kuliner khas dikota tersebut.
Mulai dari tempat-tempat makan berupa resataurant berskala internasional pada beberapa hotel berbintang, hingga berbagai tempat-tempat makan sederhana atau tempat dengan bentuk-bentuk unik, dan pastinya banyak sekali menyajikan kuliner lezat serta khas, dengan citarasa yang begitu lezat juga nikmat.
Diantara berbagai sajian kuliner khas kota Pekanbaru yang wajib untuk anda coba, yakni Gulai Asam Pedas Ikan Patin khas masyarakat suku Melayu. Pasalnya kuliner tersebut, menjadi salah satu sajian wisata kuliner andalan, dan banyak sekali dicari oleh wisatawan yang memang sudah begitu akrab dengan kenikmatan dengan kelezatan dari makanan dengan bahan utama Ikan Patin tersebut.
Keistimewaan serta citarasa dari kuliner khas Melayu tersebut, memang tersimpan didalam resep campuran yang telah diwariskan secara turun temurun pada bumbunya. Dengan perpaduan dari berbagai rempah-rempah alami, mampu menciptakan kesan warna merah tua dan juga aroma yang begitu khas, dan pastinya mampu membuka selera makan anda.
Selain itu, lembutnya daging ikan patin atau dalam bahasa latinnya disebut dengan Pangasius Hipothalmus, yang mengandung banyak sekali protein, serta teksturnya yang tidak memiliki banyak duri, semakin menambah kelezatan serta gurihnya citarasa yang disajikan oleh salah satu kuliner andalan kota Pekanbaru tersebut.
Terlebih jika anda menyantapnya dalam keadaan hangat, kuliner ini jauh akan terasa lebih nikmat lagi dan pastinya sayang untuk dilewatkan. Maka tidak salah jika Gulai Asam Pedas Ikan Patin telah memiliki banyak sekali penggemar.
Berikutnya, salah satu sajian kuliner lainnya yang menjadi menu andalan wisata kuliner dikota Pekanbaru, yakni Gulai Ikan Baung Asam Pedas. Makanan khas masyarakat suku Melayu yang satu ini, juga memiliki citarasa yang tidak kalah nikmat dengan Gulai Asam Pedas Ikan Patin. Disisi lain, masakan tersebut juga menjadi salah satu menu andalan, yang juga banyak sekali diminati oleh wisatawan.
Keistimewaan dari masakan Gulai Ikan Baung Asam Pedas, juga terletak pada citarasa bumbu asam pedasnya yang terasa begitu asam dan segar. Tekstur kuahnya memang sedikit terlihat lebih bersantan, namun tetap menawarkan rasa yang begitu gurih.
Masakan yan satu ini, dipastikan akan mampu menggugah selera makan anda. Terlebih tekstur lembut pada daging ikan baung yang tebal dan padat, akan memuaskan selera makan anda.
Selain kedua sajian kuliner andalan tersebut, anda masih dapat menikmati citarasa yang begitu nikmat dari berbagai kuliner khas suku Melayu lainnya dikota Pekanbaru.
Diantara berbagai kuliner wajib dan tidak boleh dilewatkan tersebut, memang tidak sulit untuk ditemukan dipusat kota, diantaranya yakni Roti Jala. Keunikan dari makanan ini, terletak pada paduan kuah kari daging yang disiram pada bagian atas roti tersebut.
Ada pula yang menikmatinya dengan cara mengganti kuah kari dengan kuah kental yang berasal dari buah durian. Nah, kuliner ini sepertinya sangat cocok untuk dijadikan sebagai camilan.
Terdapat banyak sekali kuliner khas dikota Pekanbaru, yang wajib dicoba guna melengkapi kegiatan berwisata kuliner anda dikota ini. Beberapa sajian kuliner lainnya tersebut, yakni Soto Pekanbaru dengan citarasa segar dan gurih, serta Nasi Lemak Pekanbaru dengan campuran sambal kentang kering, telur balado, serta sayur mayur yang segar.
Jangan sampai melewatkan diri anda untuk tidak menikmati Sate Ikan Senapelan, pasalnya sate yang berbahan dasar dari ikan patin tersebut, juga menawarkan aroma serta rasa yang begitu unik dan nikmat.
Nah, yang pasti akan banyak sekali sajian kuliner yang menawarkan rasa lezat dan nikmat,serta dengan berbagai keunikan lainnya, dapat anda temukan ketika berkunjung dan berwisata kekota bertuah Pekanbaru. Anda juga dapat membeli Bolu Kemujo khas kota Pekanbaru untuk dijadikan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.


2.ES AIR MATA PENGANTIN

Es air mata pengantin terdiri dari bermacam agar - agar berwarna - warna. Es ini sekaligus dilengkapi biji selasih, nata de coco, dan blewah serta serutan es batu.
Kenapa dinamakan air mata pengantin karena minuman ini biasanya dihidangkan pada saat acara yang berbahagia. lalu bagaiamana cara membuatnya. Langsung simak saja :

Bahan Es Air Mata Pengantin :
-1 bungkus agar-agar bubuk putih
-700 ml air
-75 gram gula pasir
-pewarna merah, kuning, dan hijau
-3 sendok makan biji selasih (siap pakai)
-200 ml sirup cocopandan
-800 ml air
-es serut secukupnya

Cara membuat es air mata pengantin :
1. Campurkan gula pasir dan agar - agar kedalam 700 ml air lalu masak sampai mendidih. Setelah itu bagi campuran tadi menjadi 3 bagian.
2. Setiap bagian tadi anda warnai dengan pewarna makanan merah,kuning dan hijau. Setelah itu anda bekukan atau dinginkan. Setelah dingin serut agar - agar tersebut dengan bentuk memanjang.
3. Masukan serutan agar - agar tadi kedalam gelas dan tidak lupa ditambahkan selasih,sirup dan air. Sebagai pelengkap bisa anda tambahkan es serut diatasnya.


3.ES LAKSAMANA MENGAMUK

Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.


Resep Minuman Laksamana Mengamuk – Minuman yang mempunyai nama unik ini merupakan asli berasal dari Pekanbaru Riau. Minuman tradisional ini juga memiliki rasa yang khas, yakni aroma mangga kweni bakal menggoda Anda untuk mencicipinya. Bagi Anda yang ingin menikmatinya, kini Anda tak perlu jauh-jauh datang pergi ke Riau. Karena kami sudah menyediakan resep minuman laksamana mengamuk agar Anda bisa membuatnya sendiri di rumah.

Bahan Es Laksamana Mengamuk:
Mangga kweni, dikupas, dipotong – potong kotak 300 gram
Kelapa muda 1 buah dikeruk panjang
Selasih 1 sendok teh yang direndam
Es batu 600 gram
Bahan Kuah:
Santan dari 1 butir kelapa 600 ml
Garam ¼ sendok teh
Daun pandan 3 lembar diikat simpul
Bahan Sirup:
Air 250 ml
Gula pasir 250 gram
Garam ¼ sendok teh
Daun pandan 2 lembar diikat simpul
Cara membuat Es Laksamana Mengamuk:
Kuah, rebus santan, garam, dan daun pandan sambil diaduk sampai mendidih. Dinginkan.
Sirup, rebus air, gula pasir, garam, dan daun pandan di atas api kecil sampai mengental. Dinginkan.
Tata mangga, kelapa muda, selasih, dan es batu dalam mangkuk.
Sajikan bersama kuah dan sirupnya.
Nah ! Begitulah resep minuman yang kami tuliskan untuk Anda. Mudah sekali kan?. Dengan kreasi minuman seperti ini tentu akan menambah keistimewaan hari-hari Anda bersama keluarga di rumah.


4.ASIDAH

Kali ini saya memposting sebuah resep makanan yang sudah jarang ditemui di Riau karena kurangnya pengenalan dari generasi tua kepada generasi muda. Saya sangat menyayangkan jika warisan budaya melayu ini tidak dikenali oleh masyarakat Indonesia khususnya orang Riau. Diharapkan resep ini dapat dikembangkan kembali oleh masyarakat sebagai salah satu juadah khas Melayu Riau.

Bahan :
- 2 gelas tepung terigu
- 1 butir telur ayam
- 1 gelas gula pasir
- 3 gelas air
- 2 biji bunga cengkeh dan 1 cm kulit kayu manis (ditumbuk halus)
- 1 ons bawang diiris goreng kunig kecoklatan
- 100 gram mentega di cairkan
- 1/2 sendok teh garam
- 6 sendok makan minyak untuk menggoreng bawang
- 1 lembar daun pandan dimemarkan

Cara Membuat :

Bawang di iris lalu di goreng hingga kuning kecoklatan, angkat ditiriskan minyaknya.
Masukkan mentega kedalam minyak bekas menggoreng bawang hingga mentega mencair dan menyatu dengan minyak, lalu angkat.
Tepung diayak lalu diaduk bersama gula pasir + air 3 gelas air + garam + kocokan telur ayam + bubuk bunga cengkeh, kulit kayu manis + daun pandan, lalu adonan diaduk rata sampai semua larut.
Saring adonan kedalam wajan hingga menghasilkan adonan yang halus, dimasak diatas api sedang diaduk dan masukkan campuran mentega dan minyak sedkit demi sedikit sisakan kira-kira 5 sendok untuk olesan, diaduk terus hingga menjadi adonan yang licin dan tidak lengket.
Angkat adonan lalu dibentuk didalam piring sesuai dengan keinginan, olesi campuran mentega dan minyak lalu taburi bawang goreng, Asidah sudah siap untuk dinikmati.Cat : - Rasa Khas asin dan manis serta beraroma bawang goreng

5.Roti Jala


Roti jala adalah makanan yang berasal dari Melayu Sumatera . Biasanya makanan ini disuguhkan bersama kuah kari Melayu.

Di Deli makanan ini terkenal disajikan dengan kari kambing dan acar nanas. Menurut budayawan M Muhar Omtatok, roti jala merupakan makanan Melayu yang bisa saja teradaptasi dari unsur India.

Bagi sobat yang ingin menikmati lezatnya kue jala khas riau ini, tidak perlu harus jauh-jauh datang ke riau. Karena akan membagikan resep cara membuat kue jala khas riau nan lezat ini. Hal ini tentunya lebih murah, dari pada anda harus langsung datang ke riau. Selain itu anda juga bisa memodifikasi resep kue jala ini sesuai selera anda. Bagi anda yang sudah penasaran tentang cara membuat kue jala, tidak perlu lama-lama lagi. Lihat dibawah ini untuk resep membuat kue jala nikmat dan lezat.

Bahan Membuat Roti Jala

tepung terigu protein sedang 150 gram
telur ayam 2 butir lalu dikocok
santan 250 ml dari 1/4 butir kelapa
1 sdt garam
2 sdm minyak goreng
1 sdm margarin
Cara membuat kue jala

Campurkan tepung terigu dan garam, aduk rata.
lalu campur dengan santan, aduk rata.
Tuangkan telur ke dalam campuran terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
lalu tambah minyak goreng, aduk rata.
Masukkan adonan kedalam plastik segitiga.
Gunakan wajan anti lengket, panaskan wajan, oles dengan margarin.
Semprotkan dengan membentuk seperti jala. Lakukan hingga adonan kue jala habis
Sajikan dengan kari kambing dan nanas sebagai pelengkap.Cara membuat Kari

bahan :
500 gr daging sapi (untuk rawon)/kambing, potong kecil2
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
3 buah cabe merah, kalo mau pedes boleh deh ditambah
1 sdm garam
2 sdt gula
1 ruas jahe
1 ruas kunyit
2 sdm bumbu kari bubuk
2 ruas lengkuas
2 batang sereh, ambil bagian putihnya, geprek
3 lembar daun jeruk
1 lembar daun salam
3 butir cengkeh
2 butir kapulaga hijau
1 bunga lawang
1 cm kayu manis
2 liter santan
1 buah kentang, potong kecil
2 sdm tepung beras, larutkan dengan sedikit air
cara membuat :
- haluskan bawang putih, bawang merah, cabe merah, garam, gula, dan jahe.
- tumis hingga harum, masukkan daging, tumis hingga berubah warna.
- masukkan sisa bumbu rempah.
- masukkan santan, masak dengan api sedang hingga daging matang dan empuk. tambahkan air jika kuah terlalu sedikit.
- masukkan kentang, masak hingga kentang matang.
- masukkan larutan tepung beras, masak hingga kuah mengental.

Cara Membuat Acar Pedas

bahan :
1 buah ketimun, potong dadu kecil
1 buah wortel, potong dadu kecil
5 buah cabe rawit, haluskan
1 buah jeruk nipis, peras airnya
1 sdm gula pasir
1 sdt garam
cara membuat :
- campur semua bahan, aduk rata. letakkan dalam wadah plastik, tutup.
- simpan dalam lemari es selama 3 jam.


6.BOLU KEMOJO


Bolu Kemojo adalah makanan khas Pekanbaru, yang dipopulerkan kembali oleh ibu Dinawati yaitu pada tahun 1998. Kue Bolu ini sebelumnya hanya dibuat untuk sekedar konsumsi dalam keluarga saja, dan tidak dijual secara komersial apalagi dijual sebagai makanan oleh-oleh kota pekanbaru. Tapi dengan tekad yang kuat untuk menjadikan kue bolu ini sebagi makanan khas riau, dan kemudian beliau merintis membuka gerai pertamanya yang berkantor di Jalan Pelajar, yang sekarang jalan tersebut berubah menjadi Jalan lain.


Untuk itu pada postingan kali ini saya akan menyajikan resep dan cara memasak Bolu Kemojo, Khas Pekanbaru Riau. Bahan dan cara membuatnya pun cukup mudah


Bahan :
500 gr tepung terigu
400 gr gula pasir
4 btr telur
700 ml santan kental dari 2 butir kelapa
50 ml air daun suji & daun pandan
1/2 sdt vanili
1/2 sdt garamCara membuat :

Kocok telur bersama gula pasir sampai mengembang dan kental.Tambahkan tepung terigu, vanili,dan garam.Aduk sampai rata.
Masukkan santan dan air daun suji & daun pandan ke dalam adonan, aduk sampai tercampur rata.
Siapkan loyang yang sudah dioles margarin dan dialasi dengan kertas roti.
Tuang adonan ke dalamnya,panggang selama 60 menit dengan panas 180 °C sampai matang.
Angkat,keluarkan dari loyang dan dinginkan. Potong2 sesuai selera dan sajikan.

MASAKAN KHAS RIAU

Posted by : nugraha labib mujadid
Date :
With 0komentar
▲Top▲